Beranda > Ensiklopedia Burung > burung kemade gunung

Artikel & Rujukan Sudah Diverifikasi Verified

burung kemade gunung

burung kemade gunung

Apakah kamu pernah mendengar tentang burung kemade gunung? Burung ini memiliki penampilan yang unik dan keindahannya tak terbantahkan. Dalam artikel ini, kita akan membahas secara komprehensif tentang burung kemade gunung, termasuk fakta menarik tentangnya, habitat aslinya, serta kebiasaan makan yang unik.

Fakta Menarik

Sebelum kita mempelajari lebih lanjut tentang burung kemade gunung, ada beberapa fakta menarik yang perlu kamu ketahui. Pertama, burung ini sering disebut sebagai “burung serindit gunung” karena keindahannya yang memukau. Warna bulunya yang cerah dan kombinasi warna yang unik membuatnya menjadi daya tarik tersendiri bagi para pecinta burung. Selain itu, burung kemade gunung juga terkenal karena suaranya yang merdu dan sering dijadikan sebagai burung masteran.

Burung kemade gunung (Trochalopteron elliotii) termasuk dalam keluarga Zosteropidae. Nama ilmiahnya berasal dari bahasa Latin, Trochalopteron yang berarti “sayap berputar” dan elliotii untuk menghormati nama ilmuwan dan kolektor burung Inggris, Daniel Giraud Elliot. Burung ini memiliki sejumlah nama sebutan lokal, seperti “katatua gunung”, “kemade gunung jawa”, dan “serindit gunung”. Mereka ditemukan di hutan pegunungan di Jawa Barat dan Jawa Tengah, Indonesia.

Burung kemade gunung memiliki ukuran tubuh yang sedang, dengan panjang sekitar 25 cm dan berat sekitar 80-120 gram. Bulu-bulunya didominasi oleh warna merah, kuning, dan hijau, membuatnya tampak sangat mencolok di hutan. Warna bulu yang mencolok ini membantu burung ini beradaptasi dengan lingkungan alaminya, terutama dalam hal mimikri dan komunikasi dengan sesama burung. Selain itu, mereka juga memiliki paruh yang kuat dan kaki yang kokoh, sesuai dengan kebiasaan makan dan pergerakan mereka di habitat alaminya.

Keunikan Warna Bulu

Salah satu hal yang paling menarik tentang burung kemade gunung adalah keunikan warna bulunya. Bulu-bulunya didominasi oleh warna merah, kuning, dan hijau yang mencolok. Pada bagian kepala, terdapat mahkota berwarna merah terang yang membuatnya tampak sangat menonjol. Selain itu, bulu-bulu di bagian sayap dan ekor juga memiliki kombinasi warna yang indah, dengan perpaduan kuning, hijau, dan hitam. Kombinasi warna ini membuat burung kemade gunung menjadi salah satu burung dengan penampilan yang paling mencolok di hutan pegunungan.

Suaranya yang Merdu

Selain penampilannya yang mencolok, burung kemade gunung juga terkenal karena suaranya yang merdu. Mereka memiliki beragam jenis suara, mulai dari kicauan yang monoton hingga suara nyaring dan berirama. Suara mereka sering dianggap sebagai salah satu yang terbaik di antara burung-burung lainnya. Beberapa suara yang sering mereka hasilkan termasuk kicauan melodis, suara “kema-de, kema-de”, dan suara bertalu-talu yang diikuti dengan suara gemericik seperti air yang mengalir. Suara mereka sering terdengar di hutan pegunungan, menambah keindahan alam dan memberikan keasyikan bagi pendengarnya.

Baca Juga  jenis makanan burung branjangan

Habitat Asli

Burung kemade gunung dapat ditemukan di hutan-hutan pegunungan di Indonesia. Mereka umumnya hidup di ketinggian antara 1.000 hingga 3.000 meter di atas permukaan laut. Habitat asli mereka meliputi daerah-daerah seperti Gunung Gede Pangrango, Gunung Salak, dan Gunung Papandayan. Mereka sering terlihat berada di hutan-hutan lebat dengan vegetasi yang tinggi, di mana mereka dapat mencari makan dan bersarang dengan aman.

Burung kemade gunung lebih suka tinggal di hutan yang lebat dengan pepohonan tinggi dan vegetasi yang melimpah. Mereka juga sering terlihat berada di antara semak-semak dan semak belukar yang rapat. Vegetasi yang tinggi dan lebat ini memberikan perlindungan dan tempat persembunyian yang baik bagi burung ini. Selain itu, mereka juga sering ditemukan di sekitar aliran air dan sumber daya air lainnya, karena banyak serangga dan hewan kecil lainnya yang hidup di daerah tersebut.

Persebaran di Indonesia

Burung kemade gunung merupakan endemik di Indonesia, terutama di wilayah Jawa Barat dan Jawa Tengah. Mereka ditemukan di sejumlah gunung yang ada di daerah tersebut, seperti Gunung Gede Pangrango, Gunung Salak, Gunung Papandayan, dan daerah-daerah sekitarnya. Di wilayah Jawa Barat, mereka juga dapat ditemukan di Taman Nasional Ujung Kulon dan Taman Nasional Gunung Halimun Salak.

Seiring dengan peningkatan kerusakan habitat alami, populasi burung kemade gunung mengalami penurunan. Pembalakan liar, perambahan hutan, dan perubahan iklim merupakan beberapa faktor yang menyebabkan penurunan populasi burung ini. Oleh karena itu, perlindungan terhadap habitat alami dan upaya konservasi menjadi sangat penting untuk memastikan kelangsungan hidup burung kemade gunung di masa depan.

Kebiasaan Makan

Burung kemade gunung memiliki kebiasaan makan yang unik. Mereka adalah burung pemakan serangga, dan makanan utama mereka adalah berbagai jenis serangga kecil seperti belalang, kupu-kupu, dan ulat. Mereka dapat menangkap serangga-serangga ini dengan lincah menggunakan paruh mereka yang kuat. Selain itu, mereka juga akan memakan buah-buahan kecil yang tersedia di sekitar habitat mereka, seperti buah-buahan beri dan buah ara.

Makanan Serangga

Burung kemade gunung sangat bergantung pada serangga sebagai sumber makanan utama mereka. Mereka biasanya memburu serangga di antara dedaunan atau di atas permukaan tanah. Mereka memiliki mata yang tajam dan lincah dalam bergerak, sehingga memudahkan mereka untuk menangkap serangga kecil dengan cepat. Beberapa serangga yang sering menjadi makanan burung kemade gunung meliputi belalang, jangkrik, ulat, dan ngengat. Mereka juga dapat memakan serangga yang lebih kecil, seperti semut dan kutu-kutuan.

Baca Juga  burung manyar emas

Makanan Buah-buahan

Di samping serangga, burung kemade gunung juga akan memakan buah-buahan kecil yang tersedia di sekitar habitat mereka. Mereka akan mencari buah-buahan seperti buah ara, buah beri, dan buah-buahan kecil lainnya yang tumbuh di pohon-pohon di hutan pegunungan. Buah-buahan ini memberikan tambahan nutrisi dan energi bagi burung kemade gunung. Selain itu, mereka juga dapat membantu dalam penyebaran biji-bijian melalui kotoran mereka, sehingga berkontribusi dalam proses regenerasi hutan.

Kebiasaan Makan yang Unik

Salah satu kebiasaan makan yang unik dari burung kemade gunung adalah cara mereka mengkonsumsi serangga. Mereka menggunakan paruh yang kuat dan tajam untuk menangkap dan mengunyah serangga. Setelah menangkap serangga, burung kemade gunung akan menghancurkan serangga tersebut dengan menggunakan paruh mereka yang kuat dan gigi-garinya yang tajam. Mereka akan mengunyah serangga tersebut dengan cepat sebelum menelannya. Proses ini dilakukan dengan sangat lincah dan terampil, sehingga memungkinkan mereka untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan dengan efisien.

Perilaku dan Suara

Burung kemade gunung memiliki perilaku yang aktif dan lincah. Mereka sering terlihat melompat-lompat antara cabang pohon dengan cepat saat mencari makan. Gerakan mereka yang lincah memungkinkan mereka untuk menjangkau serangga yang berada di tempat yang sulit dijangkau. Selain itu, mereka juga sering terlihat bergerombol dengan burung sejenisnya, terutama saat mencari makanan atau berkelompok untuk bersarang.

Salah satu perilaku yang menarik dari burung kemade gunung adalah kebiasaan mereka berjemur di sinar matahari pagi. Mereka sering terlihat duduk di atas dahan pohon yang terbuka, dengan sayap sedikit terbuka, untuk menyerap sinar matahari dan menghangatkan tubuh mereka. Kebiasaan ini membantu mereka untuk memulai hari dengan energi yang cukup sebelum mencari makan.

Selain itu, burung kemade gunung juga dikenal karena suara kicauan mereka yang merdu. Suara mereka sering terdengar di hutan pegunungan, menambah keindahan alam dan memberikan keasyikan bagi pendengarnya. Beberapa suara yang sering mereka hasilkan termasuk kicauan melodis, suara “kema-de, kema-de”, dan suara bertalu-talu yang diikuti dengan suara gemericik seperti air yang mengalir. Suara kicauan mereka memiliki variasi yang kaya, dan sering digunakan sebagai burung masteran oleh para pecinta burung.

Baca Juga  cara cepat merontokkan bulu kacer mabung

Perilaku Bersarang

Burung kemade gunung memiliki kebiasaan bersarang yang unik. Mereka biasanya membuat sarang di dalam lubang pohon atau celah-celah tebing yang tinggi. Sarang ini dibangun dengan menggunakan bahan-bahan alami seperti ranting, daun, dan lumut. Mereka menggunakan mulut dan paruh mereka untuk membentuk dan menyusun bahan-bahan tersebut menjadi sarang yang kokoh dan aman.

Sarang burung kemade gunung umumnya terletak di tempat yang terlindungi dan sulit dijangkau, untuk melindungi anak-anak burung dari predator dan gangguan manusia. Mereka sering memilih tempat yang tinggi dan tersembunyi, seperti lubang pohon yang dalam atau celah di tebing curam. Hal ini membantu mereka untuk menghindari ancaman predator, seperti ular dan burung pemangsa.

Reproduksi dan Siklus Hidup

Burung kemade gunung mencapai kematangan seksual pada usia sekitar satu tahun. Mereka biasanya berkembang biak selama musim kawin, yang terjadi antara bulan April hingga Juni. Selama musim kawin, burung jantan akan melakukan tarian kawin yang indah untuk menarik perhatian burung betina. Mereka akan melompat-lompat dan membuka sayap mereka yang mencolok, sambil mengeluarkan suara kicauan yang merdu.

Setelah pasangan terbentuk, burung betina akan bertelur sebanyak 3-4 butir. Telur-telur ini akan dierami oleh kedua induk burung selama periode 17-18 hari sebelum menetas. Anak-anak burung yang baru menetas akan tinggal di dalam sarang selama sekitar 25-30 hari sebelum mereka siap untuk meninggalkan sarang dan mencari makan sendiri.

Ketika anak-anak burung mencapai usia yang cukup, mereka akan belajar untuk terbang dan mencari makan sendiri. Orang tua burung akan terus memberikan makanan dan melindungi anak-anak burung sampai mereka benar-benar mandiri. Setelah itu, anak-anak burung akan meninggalkan wilayah sarang mereka dan mencari daerah baru untuk mendirikan sarang mereka sendiri.

Kesimpulan

Secara keseluruhan, burung kemade gunung adalah salah satu burung yang paling menarik dan indah di Indonesia. Dengan penampilan yang mencolok, suara kicauan yang merdu, dan kebiasaan makan yang unik, burung ini pantas mendapatkan perhatian dan perlindungan dari kita. Habitat alami mereka di hutan pegunungan harus dijaga dengan baik, dan upaya konservasi harus dilakukan untuk memastikan kelangsungan hidup burung kemade gunung untuk generasi mendatang. Mari kita bersama-sama menjaga keberagaman hayati Indonesia dan memastikan kelestarian burung kemade gunung sebagai salah satu harta karun alam yang tak ternilai.

Avesnesia

Editorial Article Diverifikasi Oleh Team Avesnesia

Senang merawat burung sejak tahun 2019, saat ini saya sedang merawat 4 ekor burung lovebird 2 diantaranya sedang bertelur.

Tinggalkan komentar